Masih banyak yang lupa cantumin 'oknum' di depan profesi orang.
Akibatnya 'profesi tertentu' dipukul rata bejat semuanya. Semisal; "Polisi bangsat, tukang bohong, penindas, dll"
Hey, apa kabar yang kerjanya benar, tanggung jawab dan jujur?
Atau, "Orang-orang di DPR kerjaannya cuma korupsi, nonton bokep, dan tidur pas rapat."
kan, gak semua :))
Kenapa 'oknum'nya harus diabaikan?
Keluarga besar rata-rata aparat, buat dapatin kerjaan itu pun gak gampang. Pengorbanan darah dan keringat.
Disaat mereka udah dedikasiin diri buat negara, kerja yang bener, eh gara-gara kesalahan beberapa oknum, kena sematan lencana "BANGSAT" juga :))
Abang istrinya lahiran, demi panggilan tugas pengamanan, rela ninggalin. Dan some people di luar sana dengan ringannya mencaci rata :))
HAH!!!
Pengen banget iris-iris bibir yang sok kritis tapi salah penggunaan bahasa gitu.
Jika ada selembar foto, ada 10 orang foto bareng; maka saat 10 orang tsb melihat hasilnya, masing-masing akan melihat pose-nya sendiri. Dan berkomentar bagus atau tidaknya foto itu berdasarkan pose-nya. Jika dia merasa bagus, maka baguslah seluruh foto itu. Dan Jika tidak, maka tidak baguslah seluruh isi foto tersebut. — Darwis Tere Liye
Yah gitu, kebanyakan dari kita pasti akan menyimpulkan segala sesuatu dari situasi masing-masing.
Selalu ada sisi lain dari sebuah cerita. "There are 3 versions of a story. Your version, my version, and the truth."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.