Di mulutku ada sebuah kota, ramai dihuni kata.
Ratusan kata membangun jembatan di atas gusi.
Rumah-rumah dibangun di atas lidah.
Saluran-saluran air dan tiang-tiang listrik
tinggi-tinggi sampai langit-langit mulut.
Kota berpenduduk Kata bekerja siang-malam,
membuka gerbang mulut dan berlompatan dari pinggir bibir.
Ketika gerbang mulut tertutup, rumah-rumah di atas lidah menggelap,
Kata melakukan pekerjaannya. Meresap, menyesap, mendekap dinding hati.
Kata tak memiliki perjalanannya sendiri. Kata memiliki Tuhan.
Mendekap di pojok-pojok gigi, meresap dalam gusi dalam gigi dalam hati.
Huruf-huruf, satu-satu, memanjati bibirmu.
Menjalin, mengikat, menjadi kata, merintis makna.
Setiap Kata memiliki Tuhan.
Setiap Tuhan memiliki Kata.
Maka Tuhan berKata. Maka Kata berTuhan.
Kata memiliki banyak pekerjaan.
Menguliti harga diri, mengucap cinta, melucut rindu, menelanjang sepi.
Kata berujar, berucap, berKata. Kata memiliki Jati dan Diri dan Jiwa yang tak mati.
Kata itu Tuhan. Dan Tuhan adalah Kata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.