Kamis, 29 November 2012

Kenapa Tak Bertanya Kenapa?

Ketiadaan tak perlu mengerti apa-apa.
Udara tak perlu bertanya kenapa ia ada di mana-mana.
Atau ketika ia tak perlu ada di ruang angkasa.

Air tak bertanya kenapa ia mengalir.
Atau api tak penasaran kenapa ia panas.
Tak ada penugasan bagi alam.
Mereka ada karena mereka ada.

Kenapa tak bertanya kenapa?
Seperti moncong makhluk mulia.
Menyerocos seperti leter bebek.
Menyumpah seperti umpan hiu.

Kenapa tak bertanya kenapa?
Seperti dengus hidung penghidup.
Mendengkus, tenggelam, tertelan tanda tanya.
Menghisap udara mentah-mentah.

Sabtu, 10 November 2012

Negeri Mata Tertutup

Hai semua! 

Aku akan menceritakan dunia tempatku tinggal. Karena lebih baik hidup di dunia mimpi, tapi dengan mata terbuka. Daripada hidup di dunia nyata, tapi dengan mata tertutup. Tapi kalau kau takut, jangan tutup matamu. Buka dengan lebar, lalu lihat lekat-lekat. Lama-lama ketakutan itu yang lari dari matamu. Karena, di dunia kami, ketakutan itu manis.

Nah, sekarang, duduk yang mantap, tutup matamu, dan jejakkan kakimu di Negeri Mata Tertutup. Sampai di sana, aku akan membuka penutup matamu, dan kau akan melihat keajaiban.

Di Negeri Mata Tertutup, ada bintang-bintang berwarna merah muda, yang tidak akan terlihat kecuali kau menutup mata. Ada pelangi transparan, bergoyang-goyang di langit merah muda, seperti jelly. Pelangi transparan dapat kaujilati sepuasnya. Kalau kau tanya apa rasa pelangi, coba saja kau jilati. Bandingkan dengan rasa mentari. Si oranye besar yang menari-nari sepanjang siang. Kau dapat menjilati sinarnya, lalu katakan apa rasanya. Karena, setiap rasa mentari akan berbeda bagi setiap orang. Apa rasa mentari oranye bagimu?

Oh ya, pernah lihat percikan ludah sang bulan? Ketika bulan mengidap flu, lalu bersin, dan ludahnya kemana-mana, saat itu terjadi hujan warna pelangi. Pernah lihat? Di sini, kami akan menantikan bulan kena flu. Supaya hujan warna pelangi sering turun. Di sini, hujan warna pelangi menumbuhkan bunga-bunga transparan. Bayi bunga transparan akan tumbuh menjadi bunga dewasa yang penuh warna-warna terang. Seperti warna stabilo dan spidol mewarnaimu. Kalau bayi bunga selalu merasa senang dan sering tersenyum pada bintang-bintang, ia akan tumbuh menjadi bunga berwarna terang. Tapi, kalau ia tidak suka tersenyum pada bintang-bintang, ia akan tumbuh tetap menjadi bunga transparan. Tidak kelihatan.

Bintang-bintang merah muda di langit hitam, mereka suka sekali mengedip-ngedip pada bulan. Mereka juga suka menari di panggung awan-awan. Kalau mereka menari terlalu riang, keringat mereka menjadi begitu banyak. Tapi jangan takut, keringat bintang tidak bau. Tidak juga basah. Keringat bintang itu serbuk kenyal berbau stroberi. Jadi, ketika kau menengadahkan kepalamu untuk melihat tarian bintang, buka mulutmu. Kalau kau beruntung, kau dapat mengecap keringat bintang-bintang juga! Dan serbuk kenyal berbau stroberi itu akan meleleh di atas lidahmu, menari-nari dan membentur langit-langit mulutmu, persis seperti tarian bintang di langit hitam.

Apakah di Negeri Mata Tertutup ada rasa takut? 

Ada, ada ketakutan di sana. Hanya saja, ketakutan itu manis, bisa dikecap, dikunyah, dan dilepehkan. Seperti permen karet. Rasa sakit juga ada. Rasanya asam. Beda dengan rasa takut yang manis. Tapi yang manis tidak selalu baik, dan yang asam bisa saja bagus untukmu. Jadi, hati-hati memilih apa yang kautelan. Kadang, kita harus membeli rasa sakit. Karena, tidak ada pelajaran yang gratis. Uangnya adalah Koin Pengalaman. Beli, dan kecap. Dan, jangan takut.

Di Negeri Mata Tertutup, tidak semua yang indah itu baik. Meskipun terlihat indah, bisa saja itu adalah awan jahat. Awan jahat berwarna hitam kelam, lebih hitam dari langit malam. Ia bisa menutup matamu dari kemungkinan. Kalau matamu ditutup dan tidak dapat melihat kemungkinan, bahkan keringat bintang, pelangi transparan, dan hujan warna pelangi pun tak dapat membuatmu tersenyum lagi. Kau akan sepenuhnya buta, dan lebih baik kau buka mata, dan meninggalkan Negeri Mata Tertutup. Yah, awan jahat harus dihindari. Hal-hal indah harus diteliti. 

Oh ya, di sini, kami memiliki bahasa yang berbeda dengan bahasamu. Kami berbicara dengan senyuman. Jadi, kau harus benar-benar jeli. Kau harus bisa membedakan, mana senyuman yang berkata ya, senyuman yang berkata tidak, atau senyuman yang justru membawamu ke Asap Harapan.

Kau bertanya kan, apa itu Asap Harapan?

Asap Harapan, mirip apa yang kauanggap sebagai Harapan. Kau bisa berpegang pada Harapan, tapi Asap Harapan, kau memegangnya seperti menggenggam ilusi. Kau tak bisa menggenggam asap. Nah, untuk itu, jangan tertipu dengan senyuman manusia yang bisa membawamu ke Asap Harapan. Kau harus tahu bagaimana tersenyum. Karena tersenyum, sekali lagi, adalah cara kami berbicara. Kau harus benar-benar belajar. Tapi, jangan takut. Kalau kau takut, kau hanya perlu membuka matamu lebar-lebar, dan pelototi ketakutan. Atau kecap ketakutan, kunyah, dan lepehkan. Seperti memakan permen karet.

Di Negeri Mata Tertutup, semua terlihat indah, tapi, aku belum membawamu ke tempat yang lebih indah lagi. Yang bisa menculikmu selama-lamanya. Ssst. Kau sungguh, belum kemana-mana. Mau melanjutkan perjalananmu?

Senin, 05 November 2012

Revolusi Romansa Cinta

Banyak orang bertanya, bahkan mencemooh, kenapa cinta musti dipelajari? Cinta itu alami dan tidak bisa dijelaskan. Jaman dulu kakek-nenek gak pake belajar cinta segala, tapi langgeng puluhan tahun tuh.. Kenapa sekarang musti belajar?
Karena jaman dulu cinta dan prosesnya simple! Kenalan, ngapel, lamaran, nikah. Atau bisa juga dijodohin langsung. Kakek- nenek sepertinya gak pernah cuap-cuap soal cinta, baca tips-tips cinta, dan nonton film Korea, tapi cintanya bisa aja tuh abadi.
Tapi perubahan peran pria-wanita, kemajuan teknologi, dan maraknya entertainment, merubah pola dan proses cinta. Jaman kakek-nenek dulu peranan dalam hubungan sudah jelas: Suami membiayai dan melindungi, istri merawat dan mengurus. 
Jaman sekarang baik pria maupun wanita, semua berlomba mengejar kesuksesan. Makin sibuk makin bagus. Cinta nomor 2. Tujuan kakek saya dulu cuma satu: menghidupi keluarganya. Tujuan nenek saya dulu cuma satu: mengurus keluarganya. 
Bandingkan dengan tujuan pria dan wanita pada jaman ini: mengejar kesuksesan pribadi. Keduanya sama-sama egois. Kakek saya dulu gak bisa liat foto cewek di Fesbuk & kenalan lewat message. Paling juga liatin janda kampung sebelah, nenek saya juga dulu gak bisa ngefans sama selebtwit dan kenalan lewat DM. Kakek saya dan keluarga adalah dunianya.
Pria/wanita jaman sekarang SETIAP HARI liat foto dan kenalan sm lawan jenis di internet. Mudah ketemu orang baru. Pria-wanita jaman sekarang hidup di era modern, dengan gaya hidup modern, tp pola pikirnya tentang cinta masih KUNO!
Gaya hidup & perilaku sudah modern, tapi pola pikir ttg cinta masih KUNO. Itu yg bikin ribet & banyak masalah. Silakan koar-koar soal emansipasi & gender, tapi nyatanya attitude masyarakat kita tentang hub cinta masih KUNO!
Cewek kalo ngejar karir gak ada gengsi sama sekali.. tapi anehnya, kalo suka sama cowok gengsinya setinggi langit. Pria mengakui wanita jg bisa sukses.. tapi anehnya, tetep berusaha dapetin cewek dengan pamer duit dan kesuksesan. Wanita jaman sekarang gaji gede, jabatan manajer.. tapi anehnya, kalo nge-date tetep aja cowok yg harus bayarin. Pria semodern apapun dia.. tetep aja wanita ideal baginya adalah yang sederhana, jago masak & merawatnya seperti ibunya.
Coba deh pikirin lagi contoh-contoh tadi.. Aneh bukan? Kalo soal cinta, tiba-tiba kamu jadi jadul dan lupa emansipasi. Budaya pria yang bayarin kalo ngedate itu karena jaman dulu yang kerja dan punya duit yah cuma pria. Jadi yah wajar. Kalo sekarang wanita juga bisa kerja dan lebih sukses dari pria, apakah budaya jadul itu masih relevan? Coba pikir.
Yang lucunya, masih banyak cowok yg tersinggung/malu kalo ditraktir sama cewek. Contoh nyata pola pikir KUNO! Jaman sekarang pria-wanita setara dan orang pegang gadget super canggih, tapi kalo urusan cinta kok jadul? Kenapa kalo urusan cinta kok seolah-olah berat sebelah antara pria dan wanita? Ini yang buat cinta jadi ribet.
Katanya kesetaraan.. tapi kalo wanita punya income lebih besar, pria merasa minder dan berusaha buktikan diri. Katanya kesetaraan.. tapi kalo income wanita lebih besar, dia ngeluh, "Aku malu sama orang tuaku, pacarku pemalas."
Cowok: Bayangkan kalau istri kamu yang cari duit dan kamu yang ngurus rumah + anak. Bayangkan cemooh orang-orang. Kalo memang beneran setara, harusnya pria gak perlu merasa malu hanya karena pacar/istri punya income lebih besar. Khususnya Indonesia, kita hidup dengan gaya modern namun dengan pola pikir kuno. Wajar kalo timbul banyak masalah.
Banyak orang berpikir Hitman System itu anti-feminis, misoginis, chauvinis, dan segala macemnya.. SALAH BESAR! Kami MENDUKUNG PENUH kesetaraan hak & gender.. yang jd masalah itu justru karena masyarakat kita TIDAK SEPERTI ITU.
Semodern dan sesukses apapun seorang wanita, tetap saja dia cari pria yg lebih mapan dari dirinya untuk jd suami. Sebaliknya, pria semodern apapun tetap saja berpikir bahwa dia harus lebih mapan dari wanita & membiayai keluarga.
Pola hub jaman dulu itu simple. Kalo gak ada duit, salah suami. Kalo anak gak keurus, salah istri. Semua jelas. Jaman sekarang suami-istri kerja. Gak ada duit buat nyicil rumah, salah siapa? Anak dianiaya baby sitter, salah siapa? Anehnya, gak banyak orang yg sadar hal-hal ini. Mereka terus diam dalam paradox modern vs. kuno, dan stress sendiri.
Kita hidup di jaman modern, ubah pola pikir kamu tentang cinta dan romansa. Jangan berpikir seolah-olah ini tahun 1950. Kesetaraan dan keseimbangan. Saling bekerjasama. Itu adalah kunci hubungan cinta, terlebih lagi jaman sekarang. Wanita, jangan gengsi dan jual mahal ketinggian.. nanti kalo sudah deket deadline baru deh grasak grusuk.
Pria, jangan mengejar wanita memakai harta dan materi.. karena sekarang wanita bisa miliki itu semua tanpa pria. Wanita, coba lebih realistis.. pria mencari istri dan ibu yang baik bagi anak-anaknya, bukan CEO perusahaan. Pria, jangan memperlakukan dan memuja wanita bagai bidadari dari khayangan.. ingat bahwa kita semua setara. 
Kesetaraan dan keseimbangan. Dalam sebuah hub, setiap pihak wajib berkontribusi untuk hub tersebut. Harmoni. Pria yang beli tiket bioskop, wanita yang beli popcorn. Pria yang traktir dinner, wanita yang bayar ongkos taksi. Kalau hanya kamu yang selalu memberi, sementara dia hanya diam dan menerima. Itu namanya kamu dikerjain. Kalo kamu hanya mau menerima saja dan tidak mau memberi, wajar kalau dia akhirnya capek dan mencari yang lain, kan?
Ketika pria-wanita saling berkontribusi dalam hub, maka semua senang semua hepi.. tidak ada yg merasa dirugikan. Ingat, ini tahun 2012 abad 21.. bukan jaman feudalisme, di mana hanya pria yang aktif dan wanita cuma bisa pasif. Kesetaraan dan keseimbangan. Aku sayang kamu, kamu sayang aku. Aku bikin kamu hepi, kamu bikin aku hepi.
Sekian sharing dari pengalaman saya dan paradoks tentang romansa cinta.