Beberapa tahun yang lalu ketika Facebook masih jadi primadonna di media sosial, saya pun dipertemukan dengan teman-teman lama saya melalui jejaring sosial tersebut. Rasanya senang sekali, seperti dipertemukan dengan kepingan-kepingan dari masa lalu saya.
Sebagai tindakan selanjutnya, mulailah saya diundang untuk menghadiri reuni-reuni dengan teman-teman lama. Dimulai dengan teman-teman SMP, lalu teman-teman SD, teman-teman kuliah, dan akhirnya juga teman-teman TK. Menyenangkan sekali. Maklumlah, kami sudah sangat lama tidak bertemu dan rasanya penasaran melihat bagaimana keadaan satu sama lain.
Tapi bagi saya, itu hanya euphoria semata.
Saya mulai jenuh dengan seringnya undangan untuk reuni, yang kemudian mereka ganti dengan istilah lain seperti “makan siang", “buka bersama", dan “nonton bareng".
Bukannya saya tidak menghargai pertemanan saya dengan teman-teman di masa lalu saya, tapi selama kami terpisahkan oleh waktu yang cukup lama, saya tetap membuat pertemanan-pertemanan baru. Saya bertemu dengan orang-orang lain, membuat kenangan dengan mereka, menjalin pertemanan - bahkan persahabatan - dengan beberapa di antara mereka. Dan saya merasa nyaman dengan “orang-orang baru" itu.
Bertemu lagi dengan teman-teman lama yang sebelumnya berkirim kabar saja pun tidak pernah adalah kecanggungan yang tidak penting, menurut saya. Pertemuan-pertemuan yang terlalu banyak diisi dengan basa-basi dan gossip tentang mereka yang tidak hadir di pertemuan-pertemuan itu. Lalu saya mulai mempertanyakan hidup mereka setelah kami lulus sekolah atau kuliah: apakah mereka juga membuat pertemanan baru setelahnya, mengingat hampir setiap minggu mereka mengadakan “reuni"? Tentu saja pertanyaan itu hanya saya ajukan kepada diri saya sendiri.
Saya suka reuni, hanya untuk sedikit mengintip masa lalu saya, bukan untuk lalu mencoba menjalin pertemanan dengan mereka yang dulu pun asing bagi saya. Mereka memang pernah saya kenal, dan mungkin kami juga pernah berteman, tapi sekarang mereka adalah orang-orang asing bagi saya. Bertemu dengan mereka lagi rasanya seperti berada di sekumpulan orang yang saling memaksakan diri untuk merasa dekat satu sama lain atas nama kenangan masa lalu.
Saya bukan pembenci reuni. Buktinya, saya senang sekali setiap kali saya dipertemukan lagi dengan malam, hujan, makanan kesukaan saya, juga orang-orang yang saya cintai dan saat ini ada di dalam hidup saya.
Tapi bukan dengan mereka yang asing, dan terpaksa berbagi cerita dengan mereka di atas meja makan…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.