Senin, 30 Juli 2012

Aku Mempertahankanmu Karena Aku Menyayangimu

Aku Mempertahankanmu Karena Aku Menyayangimu
Kenapa hubungan ini ingin aku pertahankan? Jawabannya adalah karena aku mencintaimu. Sebuah penjelasan yang gamblang bukan? 
----------------------------------------------------------

Kita tak bisa seperti ini terus kalau ingin tahan lama. Menurutku, kita jangan berkomunikasi dulu sampai situasinya mendingan. Kumpulkan saja rindunya dulu, nanti, jika sudah sangat rindu, baru kita akan berkomunikasi lagi. Tapi, dengan syarat, kita tetap konsisten untuk saling menjaga hati dan setia. Intinya, kita harus berusaha membuat hubungan kita terkesan tak menjenuhkan jika ingin langgeng.
Delivered. Pesan itu pun terkirim setelah aku berpikir keras bagaimana caranya mempertahankan hubunganku dengannya. Setelah situasi rasanya kondusif, lalu pesan baru pun ku kirim lagi.
 "Aku ingin bersama denganmu, tapi entah bagaimana rasanya bila orangtuamu serta keluargamu tak kunjung memberikan apresisasi dari hubungan ini."


Aku mempertahankanmu karena yang ku lihat kamu sebenarnya masih menyayangiku juga. Tapi, andai kamu tau. Betapa takutnya aku, kalau pada kenyataannya kamu lebih bahagia jika tidak terperangkap bersamaku di sini; menjalani hubungan apa adanya dan biarkan waktu menjawab takdir apa yang akan kita terima kelaknya.

Bogor, Maret 2012
Rangga Perdana.


.

Sabtu, 14 Juli 2012

Untuk kamu: Kenangan

Aku mengenangmu. Lagi.

Persahabatan tidak dipelajari lewat buku panduan,
tapi lewat waktu yang terlewatkan.
Kamu mati, tapi kenanganmu tidak.

Nafasmu tak ada lagi.
Tawamu tak terdengar lagi.
Tapi jantung kenangan tentangmu berdetak terus.
Waktu tak bisa berbuat apa-apa tentang itu.

Kenangan tentangmu abadi. Seumur surga. Sebaya semesta.


Kenangan ini tidak akan pernah bertemu bapak penggali kubur.
Tidak akan bertemu api dan kayu bakar. Kenangan ini seumur semesta.

Aku mengenalmu. Dan aku mengenangmu.
Otakku kecil, tapi kenangan tentang kamu besar.

Mengenangmu seperti mengemut gulali.
Manis. Hangat. Yang menarik, gulalinya tak pernah habis.

Jangan kuatir untuk pergi. Kenangmu, di hati.

Semesta, jangan mati.
Aku menitipkan kenangan tentangnya padamu.
Aku tahu, kamu abadi.

Kotak kenangan ini, yang dijaga oleh semesta,
mengeluarkan harum yang berbeda-beda. Harum-mu.

Bumi berputar mengelilingi matahari.
Kenanganmu berputar berkeliling di tempurungku.

Kamu selalu menyenangkan.
Kamu telah menjadi sahabat.
Sahabat mana yang bisa dilupakan?
Tidak ada. :)

Waktu yang terlewatkan,
itu yang membuat kenangan menjadi abadi.
Waktu tak pernah mati. 
Seperti kenangan tentangmu.

Tak sedih lagi.
Waktu dan kamu berjalan beriringan.
Aku tak merasa kehilangan.
Kamu, waktu, dan kenangan, adalah satu. Keabadian.

Aku sayang kamu. Kamu selalu tahu itu.
Suatu hari, aku akan bergabung dengan kamu, waktu, dan kenangan.

Aku mau seperti kamu.
Menjadi kenangan yang harum,
yang berjalan beriringan dengan waktu,
dan dijaga oleh semesta.

***


Untuk Saya dan kenangan diantara mereka yang telah ada dan tiada dimana saja
Kenangan seperti kelopak bunga. Awalnya harum. Lama-lama kering.
Meski kering, tetap indah. Selipkan di lembar pikiranmu, sebagai pembatas.

Selasa, 03 Juli 2012

Menyusur Jalan Menjelang Pagi

aku menikmati lampu-lampu jalan satu persatu padam
bagaikan daun-daun cahaya berguguran begitu saja

aku menyaksikan segenap bayang-bayang berbaring menyatu
dengan jalan sebelum matahari juga pagi datang dan mereka
sekali lagi dihidupkan

dan tiba-tiba saja aku mau kau ada berjalan di sisiku
tanpa bicara.