Kamis, 17 Juli 2014

Happiness for you

Apakah kau juga merasa dan menanti? Semua ini buat ku bertanya, apa harus bagaimana lalu mengapa?

Telah kudapati kau tak perlu bermanis didepanku, jangan kau tutupi dan coba berlari takut. Getar suaramu isyaratku berhenti disini, rapuhnya sikapmu hapus janji tuk tetap seiring dalam sepi.

Semua kisah yang telah berlalu, terlalu mudah untuk dilupakan. Yang buatku masih merasa berharap menanti. Tenggelam dalam mimpiku, dan bayangan dirimu buatku berharap kau kembali bersama. Dan bayang semu itu akan buat ku menghentikan semua sampai disini.

Tujulah tempat terbaik bagimu, jika kusudah tak lagi dihatimu. Percayalah! Mungkin kau telah pergi dan takkan kembali, tapi kau kan selalu hidup dihatiku.

Takkan kulupakan kenanganku bersamamu yang buatku tersenyum hingga hari ini.

Hakim Manusia

Ada yang beragama tapi tidak beriman. Ada yang beriman tapi tidak beragama.

Ada yang memiliki kemanusiaan tapi tidak bertuhan.
Ada yang mengaku bertuhan tapi tak memiliki kemanusiaan.

Kebusukan yang dibungkus ayat suci tidak akan membuatnya mulia.
Kebaikan yang ditutupi dengan ribuan bangkai tidak akan membuatnya hina.

Ada yang berbuat baik agar terlihat baik di depan Tuhan.
Ada yang tak perlu Tuhan untuk berbuat baik.

Dosa pertama Iblis adalah sombong. Dosa pertama manusia adalah khianat pada amanah.
Kejujuran diri lebih mulia daripada gincu yang palsu.

Ada yang menangisi kehilangan dunia.
Ada yang menangisi keberadaan dunia.

Ada yang beriman dengan akal.
Ada yang merasa akal bertentangan dengan iman.

Ada yang membaca Quran dan hanya menemukan kebencian.
Ada yang memahami Quran dan menemukan cinta yang lebih luas dari lautan.

Ada yang memuja Tuhan dengan kebencian dan darah.
Ada yang memuja Tuhan dengan kasih sayang dan ramah.

Ada yang butuh tragedi untuk peduli.
Ada yang peduli meski mengalami tragedi.

Ada yang merayakan keraguan dalam iman.
Ada yang beriman dengan ragu ragu.

Aku berlindung dari kebencian buta yang membuatku tidak adil. Sesungguhnya Allah sebaik baiknya Hakim yang menilai niat manusia.
Iman itu kesunyian masing masing hamba. Bukan barisan takbir di jalan raya. Tuhan yang maha kasih. Muliakanlah mereka yang dikhianati namun mampu memaafkan.

Sebab merendahkan orang lain, akan membuat Tuhan meninggikannya, dan memandang kamu jauh lebih rendah. Masih berani? :))

Demikian. Dan semua itu taik.

Jumat, 11 Juli 2014

Tetap Memilih Mungkin.

Tuhan bolehkah ku meminta satu hari lagi bersamanya?
Ijinkan aku tuk memeluknya, meski hanya tuk sesaat saja.

Apakah itu masih mungkin saat dia bersama yang lain?
Namun aku kan mencoba tetap simpan cinta ini untuknya.

Tetap setia ku kan mencoba menghitung hari demi hari, bulan hingga tahun, sampai menanti lagi saatnya kan tiba dan dia kan kembali bersamaku.

Tuhan, ijinkan aku meminta di suatu hari lagi bersamanya, agar aku bisa menggenggam tangannya meski hanya sesaat saja. Apa semua itu masih mungkin?








Ditulis saat pertemuan terakhir kita dengan perpisahan dalam sebuah kedongkolan hati yang tak bisa ku pungkiri saat menerima cinta yang tak masuk akal dan menghancurkan memori kekasih yang kusayangi.
6 juli 2014. 22.36. Lahat.

Garis keras atau dongok?

Nggak ada yang lebih menyedihkan dari orang yang terlalu fanatik dalam beragama. Religius dongok itu paling gampang dipengaruhi.
Religius dongok itu paling gampang me-label-i orang kafirlah, murtadlah, pki, pantek pantek yahudi-lah. (Duh typo. Maksudnya antek antek, bukan pantek pantek. Maklom puasa. Jarinya suka salah ketik.)

Dan berada disekitar orang religius dongok yang gampang kemakan isue itu sungguh seperti butiran debu yang tidak dianggap mau ngomong apapun, seharusnya keyakinan itu bukan untuk diperdebatkan tapi cukup di-amin-in dalam hati masing-masing saja.

Kalau aku sih dongok dan gak religius jadi iba gak kita? Mamam lacun sajalah kalau gitu.

Jatuh cinta, tidak pernah sesunyi ini.

Mungkin aku hanya kesepian, mungkin ini rasa sayang, mungkin juga omong kosong. Kenangan diciptakan, agar rinduku punya tempat tinggal.

Bagaimana kita bisa jatuh cinta, jika tidak pernah berjumpa?
Pernah kah kau berjumpa Tuhan? Hingga kini jarak mengajarkan ragu dalam sebuah persembahan.

Rabu, 02 Juli 2014

Cinta Telah Hilang

Seandainya saja bisa terulang kembali saat aku dan kamu pertama bertemu.
Sentuhan jemari itu yang lalu membuai indahnya kata cinta yang terucap sendiri.

Momen manis yang dirasa, hingga kau tak rela cinta ini berakhir.

Kau minta aku mengatakan cinta saat dirimu terjaga lewat pandangan harap cemas itu.

Lalu adakah kau rasa, kenangan itu tak seperti diriku kini, hingga cintaku tuk dapatimu telah hilang. Karena dia yang membabi buta, mencari perkara atas nama cinta. Cinta berimingkan bahagia di masa depan.

Sayangnya kini aku tak mengerti mengapa begitu berat rasa ingin memelukmu. Tapi yang ku rasa hanyalah bisa mengingatmu karna kau tak pernah tahu tentang rasa ini.
Hilang semua yang kurasa, cintaku kini telah berakhir. Dirimu yang selalu temani khayalku telah lenyap tak bersisa dimakan fakta nyata yang dihadapkan ke muka bumi.

Jika suatu waktu nanti dimana kita bisa bertemu kembali.
Berdua.
Empat mata.
Janganlah kau menolak pandanganku.
Tataplah mataku. Rasakan tangisku agar kau tahu, karena ku biasa denganmu dahulu di setiap waktu.

Selasa, 01 Juli 2014

Cinta Rangkap Dua

Kini kularut dalam dilema pada jebakan asmara. Dimana kini kurasa adanya diantara kalian berdua, semua kurasa cinta.

Daripada ku berdusta, baik ku bertanya. Bolehkah aku mendua? Dengan jujur ku bertanya.
Kalian berdua, dari semua yang kurasa, hati kalian berharga untuk cinta. Dengan fakta kurasa.

Meski ku tahu ini gila untukmu. Ijinkan aku mendekatinya, sayang.
Karena dia juga merebut hatiku. Ijinkan aku untuk mencintainya, sayang.

Berikan saja wajar yang kedua kali, kenapa mesti menakutkan untuk tidak aku dan dia berpacaran?