Selasa, 15 Mei 2012

Lima Hal Memalukan dari Masa Kecil Saya

Banyak teman saya di linikala membicarakan masa kecil mereka. Berikut ini lima hal memalukan dari masa kecil saya.
1.
Ngompol. hingga kelas 5 sekolah dasar, saya masih sering ngompol. modusnya selalu sama: mimpi berenang atau main hujan. ketika bangun, kasur dan selimut sudah basah. Saya jarang menginap di rumah orang karena hal ini. tapi, karena terpaksa, saya pernah menginap di rumah salah satu keluarga saya dan ngompol. Sekali.
2.
Mencuri. Saya pernah mencuri buku di perpustakaan sekolah. saya sering mencuri uang tabungan saya sendiri dan mencongkelnya diam-diam. Saya pernah beberapa kali mencuri buah kelapa milik orang yang gak pernah diurus. Saya pernah mencuri jambu tetangga saya. Saya pernah mencuri permen teman sebangku saya.
3.
Kecepirit. Tidak lengkap hidup seseorang sebelum merasakan hal memalukan satu ini. kelas 3 sekolah dasar, saat ulangan matematika, saya mengalaminya. Tidak ada teman saya yang tahu seandainya saya tak memberi tahu teman sebangku saya. Fatalnya dia mengumumkannya sesaat setelah saya mengatakannya. Ini lebih memalukan daripada kentut-tak-disangka-bersuara-nyaring di depan orang banyak.
4.
Surat cinta. saya mengirim surat cinta pertama kali ketika masih kelas tiga SD. Saya kirim ke teman sekelas saya, yang bernama Rindu. Dia menangis entah kenapa dan saya dihukum berdiri di depan kelas.
5.
(belum siap mengatakannya)

Jumat, 11 Mei 2012

Bunga Hujan

Langit, menangislah yang deras.
Lagian aku tak mau mengusap air matamu.

Dan, hujan, bisakah kita bertukar peran?
Aku ingin menjadi kamu.

Aku tahu, bahkan tetesan hujan
dari langit yang tertinggi pun
akhirnya jatuh ke aspal juga.

Aku ingin tahu,
dari mana asal hujan?
Apakah hujan punya keluarga?

Satu tetes hujan jatuh di bahuku,
aku memikirkannya.

Berapa jarak yang telah ditempuhnya
dari awan sampai bahuku?
Secepat apa jantungnya terpompa?

Kalau hujan ingin jatuh di bahuku, atau di atas rambutku,
apakah ia akan merasa sedih jika aku memakai payung?

Apa yang dikatakan hujan sewaktu akhirnya
sang awan melepaskannya dari ketinggian?

Kalau hujan merasa sepi, lalu menangis,
apakah ia sedang melahirkan anak hujan?

Saya tak suka hujan, hanya jika aku memakai make up.
Tapi saya tak suka make up, jadi saya lebih menyukai hujan.

Oh, bunga-bunga!
Ayo, berganti bajulah.
Aku mau sebentar saja memakai baju warna ungumu.

Aku mau tahu,
apa yang dirasakan bunga
ketika ia pertama kali mekar?
Apa yang dikatakannya
ketika ia menjadi layu?

Pertama mekar ia dipuji,
waktu layu ia dibuang.

Padahal hidup bunga begitu singkat.
Sebentar saja ia tersenyum, lalu layu.
Kasihan. Padahal, baju-bajunya begitu cantik.

Rabu, 09 Mei 2012

Manusia Berisik

Manusia pada berisik.
Kerjaannya cuma ngritik.
Dari luar keliatan cantik.
Dalamnya hati fasik.

Mending ga usah buka suara.
Yang paling byk duitnya yg juara.
Gak usah maki-maki.
Yang denger udah aki-aki.
Kuping nempel tapi budeg.
Otak pinter tapi ndableg.

Ga pduli rakyat cemas.
Cuma pduli ngantongin emas.
Uang jd alasan utama.
Buka suara jg percuma.

Manusia emang brisik.
Cuma bs ngritik.
Dunia uda kebalik.
Gak jelas mana yang baik.

Harusnya cari solusi.
Bukan cuma berbasa-basi.