sebelum subuh, aku terjaga.
aku memandang langit kosong
dan mengisinya dengan seluruh
hal yang tidak aku miliki.
di dadaku ini
cuma ada doa-doa.
harapan; sarapan
aku.
aku menunggu hingga jendela
didekati cahaya.
saat matahari datang,
aku berdiri membelakanginya,
membiarkan punggungku hangat
sembari membayangkan bayanganku
yang memanjang mampu mencapai
ujung jari-jari kakimu
jauh di barat sana.
aku memejamkan mata,
mengingatmu, mengingatmu,
membiarkan kau menyentuh
pikiranku yang masih segar.
lalu tersenyum berbisik,
“selamat pagi, Kanda.”
Catatan:
Puisi ini saya tulis beberapa bulan lalu dengan sedikit perubahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.