Minggu, 21 Desember 2014

Dear, mantan...

Kalau tidak bisa merelakan. Setidaknya jangan menyusahkan. Ada kalanya mereka yang kita sayangi, yang paling perih melukai.
Hei, kamu (yang membaca atau meremehkan) jangan tertawa pada tulisan ini. Semua orang akan menertawakan perasaanmu (yang menulis atau ikut merasakan ini). Sampai mereka mengalaminya sendiri. Baratngkali penderitaan manusia adalah lelucon bagi yang lainnya.

Namun aku tidak mengharapkan kamu mengerti, mengerti itu butuh empati. Sesuatu yang mungkin tidak pernah akan kamu punya. The truth is, unless you let go, unless you forgive yourself, unless you realize that everything is over, you cannot move forward.

Saat itu juga penyesalan terbesarku bukan perpisahan kita, tapi tidak sempat membahagiakanmu sebanyak kamu membahagiakan aku. Dan aku telah banyak salah dengan mendoakan kebahagiaanmu. Ia semestinya diperjuangkan bukan didoakan.

Aku pun sadar. Aku tidak akan menyalahkan Tuhan karna mempertemukan kita dalam hal ini, aku menyalahkan kelemahanku yang tidak mampu memperjuangkan hubungan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.