Hmm, sebenernya sih bukan soal bodoh/pinter atau soal suka/nggak-nya, ya. Saya juga dulu (selalu) memakai Retweet untuk membalas, bukannya reply. Alasannya sama, biar bisa kelihatan pembicaraan mana yang sedang dibalas.
Itu waktu saya belum tahu penggunaan Retweet dan Reply.
Tujuannya Twitter (website)
membuat Retweet tanpa bisa di-edit (seperti » RT @username: Isi pesan.)
adalah supaya menghindari orang mengutip tanpa menyalahgunakan isi pesan
aslinya. Twitter kan micro blogging, seperti di tumblr ada ReBlog, di
Twitter ada ReTweet. Jadi, maksud dasar ReTweet adalah mengutip, bukan
me-reply. <-- ini juga saya baru tahu setelah sering-sering
nge-tweet. :p
Model New Retweet dari web twitter.com, nggak bisa di-edit. |
Bedanya menggunakan ReTweet dan Reply lagi adalah mengenai siapa yang perlu baca dan siapa yang nggak perlu baca Tweets kita.
Contoh membalas dengan RT, dengan maksud supaya semua followers bisa baca tweets ini. |
Waktu kita menggunakan ReTweet, semua
followers kita secara otomatis mendapat tweets kita di timeline-nya.
Tapi, nggak begitu dengan reply. Kalau kita menggunakan reply, hanya
orang-orang di lingkaran dalam aja yang mendapat tweets kita di timeline
mereka. Lingkaran dalam maksudnya, orang-orang yang kita follow dan
yang follow kita (friends, ibaratnya). Nah, orang-orang yang bukan
friends, misalnya, kamu gak follow teman saya dan saya sedang reply
tweets dia, timeline-mu gak akan terima tweets reply-ku itu. Karena kamu
nggak follow dia.
Contoh membalas dengan reply, yang tentunya nggak akan terbaca oleh followers saya yang tidak follow @YunindaNurlita. |
Oh ya, fakta lain yang saya baru tahu
lagi, waktu kita reply, kita bisa tahu loh tweets mana yang orang balas.
Kalau kamu lihat tulisan "view conversation" di bawah setiap tweets kamu, itu
link yang nyambung ke page tweet balasan. Coba deh di-klik. Nah, dengan
nge-klik link itu, kita bisa telusuri pembicaraan. Menurut saya itu
malah lebih praktis daripada membaca RT-an yang format-nya berkesan
'berantakan'.
Kalau kita klik di tulisan "view conversation", maka kita akan dibawa ke tweet yang kita balas sebelumnya. |
Ini link "view conversation", tweet yang saya balas menggunakan reply. |
Kalau kita menggunakan reply, kita bisa telusuri dari mana asal pembicaraan kita.
Saya sendiri termasuk yang
sangat terganggu dengan orang-orang yang selalu memakai ReTweet untuk
reply. Dan ini malah menjadi case sensitive untuk mereka yang nggak
mengerti. Yah, ini kan situs jejaring sosial. Ada aturan-aturannya.
Bukan masalah follow atau unfollow doang, toh?
Ketika kita tahu perbedaan
penggunaan Reply dan ReTweet, orang akan bisa menilai bahwa tweets kita
itu memang ditujukan untuk dibaca semua orang atau tidak. Makanya, suatu
hari ada hashtag #hariRTpujiansedunia. Itu jadi candaan orang-orang
yang suka ngebales tweets pujian dengan RT. Supaya pujian itu bisa
terbaca semua orang di timeline. :)) Karena kalau menggunakan reply,
nggak semua orang akan baca tweets reply pujian itu. :))
Lagi, persoalan Reply dan
ReTweet ini seperti ketika kita bicara dengan teman. Kalau kita nggak
kenal dengan seseorang, untuk apa kita perlu dengar pembicaraannya
dengan orang itu? Kalau saya selalu menggunakan ReTweet dan membicarakan
hal yang nggak ada hubungannya dengan kamu, kamu tentunya nggak akan
peduli dengan obrolan saya dan teman-teman saya, toh?
Ya gampangnya sih nggak usah
dibaca kalau nggak merasa penting, atau unfollow aja. Tapi bukan di situ
konteks yang sedang dibicarakan, kan?
Emm, ini pandangan saya aja sih. :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.