Jumat, 07 September 2012

Membahas ReTweet dan Reply (lagi).

Merasa ada yang comment saya di postingan sebelumnya tentang Just Saying about ReTweet and Reply . Jadi saya terangkan dan perjelas lebih lanjut disini juga deh. :))

Hmm, sebenernya sih bukan soal bodoh/pinter atau soal suka/nggak-nya, ya. Saya juga dulu (selalu) memakai Retweet untuk membalas, bukannya reply. Alasannya sama, biar bisa kelihatan pembicaraan mana yang sedang dibalas.


Itu waktu saya belum tahu penggunaan Retweet dan Reply.

Tujuannya Twitter (website) membuat Retweet tanpa bisa di-edit (seperti » RT @username: Isi pesan.) adalah supaya menghindari orang mengutip tanpa menyalahgunakan isi pesan aslinya. Twitter kan micro blogging, seperti di tumblr ada ReBlog, di Twitter ada ReTweet. Jadi, maksud dasar ReTweet adalah mengutip, bukan me-reply. <-- ini juga saya baru tahu setelah sering-sering nge-tweet. :p

Model New Retweet dari web twitter.com, nggak bisa di-edit.

Bedanya menggunakan ReTweet dan Reply lagi adalah mengenai siapa yang perlu baca dan siapa yang nggak perlu baca Tweets kita.

Contoh membalas dengan RT, dengan maksud supaya semua followers bisa baca tweets ini.

Waktu kita menggunakan ReTweet, semua followers kita secara otomatis mendapat tweets kita di timeline-nya. Tapi, nggak begitu dengan reply. Kalau kita menggunakan reply, hanya orang-orang di lingkaran dalam aja yang mendapat tweets kita di timeline mereka. Lingkaran dalam maksudnya, orang-orang yang kita follow dan yang follow kita (friends, ibaratnya). Nah, orang-orang yang bukan friends, misalnya, kamu gak follow teman saya dan saya sedang reply tweets dia, timeline-mu gak akan terima tweets reply-ku itu. Karena kamu nggak follow dia.

Contoh membalas dengan reply, yang tentunya nggak akan terbaca
 oleh followers saya yang tidak follow @YunindaNurlita.

Oh ya, fakta lain yang saya baru tahu lagi, waktu kita reply, kita bisa tahu loh tweets mana yang orang balas. Kalau kamu lihat tulisan "view conversation" di bawah setiap tweets kamu, itu link yang nyambung ke page tweet balasan. Coba deh di-klik. Nah, dengan nge-klik link itu, kita bisa telusuri pembicaraan. Menurut saya itu malah lebih praktis daripada membaca RT-an yang format-nya berkesan 'berantakan'.

Kalau kita klik di tulisan "view conversation", maka kita akan
dibawa ke tweet yang kita balas sebelumnya.
Ini link "view conversation", tweet yang saya balas menggunakan reply.

Kalau kita menggunakan reply, kita bisa telusuri dari mana asal pembicaraan kita.

Saya sendiri termasuk yang sangat terganggu dengan orang-orang yang selalu memakai ReTweet untuk reply. Dan ini malah menjadi case sensitive untuk mereka yang nggak mengerti. Yah, ini kan situs jejaring sosial. Ada aturan-aturannya. Bukan masalah follow atau unfollow doang, toh?

Ketika kita tahu perbedaan penggunaan Reply dan ReTweet, orang akan bisa menilai bahwa tweets kita itu memang ditujukan untuk dibaca semua orang atau tidak. Makanya, suatu hari ada hashtag #hariRTpujiansedunia. Itu jadi candaan orang-orang yang suka ngebales tweets pujian dengan RT. Supaya pujian itu bisa terbaca semua orang di timeline. :)) Karena kalau menggunakan reply, nggak semua orang akan baca tweets reply pujian itu. :))

Lagi, persoalan Reply dan ReTweet ini seperti ketika kita bicara dengan teman. Kalau kita nggak kenal dengan seseorang, untuk apa kita perlu dengar pembicaraannya dengan orang itu? Kalau saya selalu menggunakan ReTweet dan membicarakan hal yang nggak ada hubungannya dengan kamu, kamu tentunya nggak akan peduli dengan obrolan saya dan teman-teman saya, toh?

Ya gampangnya sih nggak usah dibaca kalau nggak merasa penting, atau unfollow aja. Tapi bukan di situ konteks yang sedang dibicarakan, kan?

Emm, ini pandangan saya aja sih. :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.