Rabu, 09 Oktober 2013

Jawaban Terakhir

Suatu ketika, aku dan dia sedang berada di bioskop. Seperti biasa, sebelum film dimulai, akan ada beberapa trailer dari film-film lain. Yaitu, trailer dari film-film yang akan diputar. Lalu, tepat setelah trailer film komedi yang bercerita tentang keluarga konyol di Amerika..
muncul trailer film asal Amerika lainnya. Masih tentang keluarga. Namun bedanya, film ini tidak terlihat konyol. Dan jauh dari kesan humor.

Terlihat seorang pria yang berlarian bersama perempuan dan anaknya, menyelamatkan diri. Entah dari musuh apa. Entah alien, atau bencana. Semua terlihat kacau. Gedung hancur, tanah terbelah, dan orang-orang berteriak dan berlari tak tentu arah. Semua hanya peduli diri sendiri. Semua terlihat kacau. Gedung hancur, tanah terbelah, dan orang-orang berteriak dan berlari tak tentu arah. Semua hanya peduli diri sendiri.
Dan beruntung, pria tadi berhasil menyelamatkan diri dan keluarganya. Meski keadaan di luar kacau, setidaknya mereka aman di penampungan. Namun itu tak berlangsung lama, karena kemudian pria itu diminta utk mengikuti misi penyelamatan, melawan musuh yg entah apa. Dia bersedia.

Tapi tidak dgn perempuannya. Dia tidak memberi ijin. Mereka berdebat. Pria itu bilang, dia harus melakukan sesuatu untuk menghentikan semua. dan memang hanya dia yang bisa menghentikan itu. Sesaat setelah si pria menjelaskan, perempuannya menangis. Dia bilang dia takut kehilangan.
Mereka berpelukan lama, lalu si pria tetap pergi.

Kami benar-benar menyimak trailer itu. Dan begitu trailer selesai, perempuan cantik yang sering tersenyum di sebelahku itu bertanya; "Kalau itu kita, kamu akan tetap pergi atau nggak?" Tanyanya dengan senyum samar dan mimik yang cukup serius. Lalu aku jawab.. "Kalau itu satu-satunya cara selamatkan dunia, iya aku pergi." Jawabku sambil deg-degan. Lalu ia bertanya lagi, "Kamu biarin aku sendirian?"
Dan aku baru sadar kalau jawabanku barusan terdengar konyol. "Hmm, nggak. Aku nggak mau tinggalin kamu dan anak-anak sendirian." Kataku.
"Aku mau ikut!" Ujarnya. "Eh jangan dong. Bahaya." Di titik ini, aku sadar kalau percakapan ini mulai serius. "Jadi gimana?" Katanya lagi.
Aku bingung harus jawab apa, lalu ketika ia bertanya lagi, film kami mulai. Dan untuk sementara, aku selamat dari kewajiban harus menjawab.

Setelah film selesai, kita nggak bahas itu lagi. Sampai hari ini. Tapi sekarang aku punya jawaban dari pertanyaan wanita waktu itu.
"Aku bakal tetap pergi, dan aku akan bawa kamu dan anak-anak. Setidaknya aku bisa selamatkan bumi, dan melindungi kamu dengan tanganku sendiri."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.