Sabtu, 09 Juni 2012

Hujan. Langit. Halo!

Malaikat langit, kalau nyapu 
Aku berasa dikerjain langit deh kalau pulang basah-basahan.

Malaikat langit, kalau nyapu jangan marah-marah dong. Tuh, kotorannya pada turun semua ke bumi. Jangan banting-banting barang juga, berisik!

Hoy, hujan! Sedang deposito ya di bumi? Jangan banyak-banyak, nanti kami rugi.

Langit sedang menghamili bumi.

Langit tidak sedang menangis. Langit sedang olahraga.
Sedang angkat barbel. Jakarta mandi keringat. Keringatnya langit.

Sedang ada pasar malam di langit.
Ibu-ibu surga pada belanja sambil bergosip.
Bersenggol-senggolan, minuman dan keringatnya tumpah ke bumi.

Team cheerleader langit sedang sangat bersemangat.
Keringatnya bercucuran deras sekali, sampai rambutku basah semua.

Tenggorokan langit sedang banyak reak.
Langit, kau butuh obat batuk?

Atap semesta bocor.

Langit, tertawalah! Tapi jangan kentut!

Langit tertawa-tawa sampai keluar air mata.
Apa sih yang begitu lucu? Pasti sedang mentertawakan para koruptor. Atau para perusuh kota.

Langit, matamu sedang gatal ya? Iritasi? Sini, biar kugaruk.

Langit, kau pakai parfum apa?
Semprotan parfummu sampai ke sini.
Wangi sekali. Boleh kupinjam sekali-kali?

Hei, langit sedang berorkestra. Suara bas-nya begitu membahana.
Indah, indah sekali! Siapa konduktornya? Sungguh, ingin kukecup pipinya.

Telingaku sibuk. Meneliti melodi langit.
Ting tung ting tung ting ting tung. Chis chik chis tsik tsuk.
Telingamu sibuk juga tidak?

Hujani aku dengan keringatmu, Langit.
Sibukkan mataku menghitungi bulatan-bulatan hujan.
Kecup pipiku, Hujan. Ingin kucuri aromamu.


Aku pencuri aroma bulan. Kamu?
Aku pengagum melodi langit. Kamu?
Mataku tak pernah sibuk. Kala menggidik pada langit, bintang-bintang menyembunyikan diri. Cih!

Sampai tetes terakhir air matamu,
saat itulah huruf terakhir dari kata-kataku.
Yang sedari tadi tentangmu, Langit.

Bosankah kau? Mendengarku membicarakan langit dan tangisannya?
Salahkan langit, ia masih juga berkaca-kaca.

Kalau langit belum berhenti juga menangis, aku tidak berhenti menulis. Sekarang ia masih terisak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.