Rabu, 04 Juni 2014

Ketika Minyak Mulai Mencemari

Intermezzo:
Mi.... enyaaaaaaaak~~~
Suara penjual minyak keliling dengan lantangnya bersuara menjual minyak curah yang dia tahu itu adalah sesuatu yang tercemar untuk dipakai kembali

Minyak disini, bukan penjual minyak. Minyak disini adalah dia yang mulai mengganggu, mengusik, membaui dan seakan lama dibiarkan mulai mencemari.

Minyak yang harus sadar bahwa dia adalah sesuatu yang mencemari. Bukan dilihat dari sisi pandang sayang maupun hina, tapi melihat dari segi tak dibutuhkan dari kehidupan seseorang.

Kini minyak tidak tau apa yang dia cari hingga terobsesi mati menjadi jadi pada jiwa yang dianggap hidup jika bersamanya, padahal mati suri tak sudi.

Yah itulah kehidupan minyak, dia mulai menggoreng. Memanasi semua yang dikenainya, memasaknya hidup hidup jiwa-jiwa yang tak kenal rasa salah.
Anggap saja aku ini ayam potongnya, lalu kamu minyaknya, sedangkan dia yang mati suri tak sudi adalah penikmat hidangannya.

Lihatlah penikmat hidangan itu! Siapa yang dia lahap? Apakah kamu, minyak? Apakah aku, ayam potong?

Minyak, haruskah kamu terus menerus menopang pada sandaran yang salah? Haruskah kamu terus mencoba menolak kenyataan bahwa ada sisi realita yang tak akan pernah terelakkan antara air dan minyak tidak akan pernah menyatu?
Akan kah kamu selalu mencemari hubungan ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.