Sabtu, 14 Juli 2012

Untuk kamu: Kenangan

Aku mengenangmu. Lagi.

Persahabatan tidak dipelajari lewat buku panduan,
tapi lewat waktu yang terlewatkan.
Kamu mati, tapi kenanganmu tidak.

Nafasmu tak ada lagi.
Tawamu tak terdengar lagi.
Tapi jantung kenangan tentangmu berdetak terus.
Waktu tak bisa berbuat apa-apa tentang itu.

Kenangan tentangmu abadi. Seumur surga. Sebaya semesta.


Kenangan ini tidak akan pernah bertemu bapak penggali kubur.
Tidak akan bertemu api dan kayu bakar. Kenangan ini seumur semesta.

Aku mengenalmu. Dan aku mengenangmu.
Otakku kecil, tapi kenangan tentang kamu besar.

Mengenangmu seperti mengemut gulali.
Manis. Hangat. Yang menarik, gulalinya tak pernah habis.

Jangan kuatir untuk pergi. Kenangmu, di hati.

Semesta, jangan mati.
Aku menitipkan kenangan tentangnya padamu.
Aku tahu, kamu abadi.

Kotak kenangan ini, yang dijaga oleh semesta,
mengeluarkan harum yang berbeda-beda. Harum-mu.

Bumi berputar mengelilingi matahari.
Kenanganmu berputar berkeliling di tempurungku.

Kamu selalu menyenangkan.
Kamu telah menjadi sahabat.
Sahabat mana yang bisa dilupakan?
Tidak ada. :)

Waktu yang terlewatkan,
itu yang membuat kenangan menjadi abadi.
Waktu tak pernah mati. 
Seperti kenangan tentangmu.

Tak sedih lagi.
Waktu dan kamu berjalan beriringan.
Aku tak merasa kehilangan.
Kamu, waktu, dan kenangan, adalah satu. Keabadian.

Aku sayang kamu. Kamu selalu tahu itu.
Suatu hari, aku akan bergabung dengan kamu, waktu, dan kenangan.

Aku mau seperti kamu.
Menjadi kenangan yang harum,
yang berjalan beriringan dengan waktu,
dan dijaga oleh semesta.

***


Untuk Saya dan kenangan diantara mereka yang telah ada dan tiada dimana saja
Kenangan seperti kelopak bunga. Awalnya harum. Lama-lama kering.
Meski kering, tetap indah. Selipkan di lembar pikiranmu, sebagai pembatas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.